Friday, April 11, 2008

Pengalaman - "Tipu Daya Setan"


Kejadian aneh ini (23-08-01) berawal ketika saya bersama suami memeriksakan anak sulung kami ke sebuah Rumah Sakit di Bekasi.

Pagi itu tidak ada hal yang aneh ketika kami meninggalkan RS. Dalam perjalanan pulang, mobil yang dikemudikan oleh suami terasa normal-normal saja namun 10 menit lepas dari RS, tiba-tiba melalui pandangan mata batin saya, saya didatangi oleh ‘Anna’ anak kedua saya yang telah meninggal dunia 3,5 tahun yang lalu. Anna terlihat cantik, lucu dan menggemaskan. Haru-biru saya dibuatnya. Seluruh kerinduan, rasa bersalah dan emosi saya bercampur-aduk saat itu.

Tak terasa air mata membasahi pipiku. saya menangis sesenggukan. Terlebih-lebih ‘anak’ saya tersebut memberondong dengan pertanyaan dan pernyataan yang membuat saya merasa bersalah: Kenapa papa dan mama lupa sama Anna, kenapa tidak pernah mengirim doa kepadanya? Serta rajukan dan rengekan khas anak kecil lainnya. Diciumnya pipi saya berkali-kali. Kemudian perhatiannya beralih ke papanya, digoncang-goncangkannya bahu papanya yang sedang mengemudi. Namun karena suami saya belum terbuka mata-bathinnya maka ia kembali ke saya dan bertanya: Ma.. papa tidak bisa mendengar ya ma? Papa juga tidak bisa melihat Anna ya ma? Saya mengangguk perlahan.

Saya jelaskan hal ini kepada suami, yang lalu membuatnya merasa bersalah pula karena telah “melupakannya”. Namun dalam benak pikirannya ada banyak pertanyaan yang perlu segera mendapat penjelasan tentang kehadiran “roh” ini. Anna adalah anak kedua kami, ia meninggal dunia pada usia 8 bulan di kandungan. Menurut pengetahuan yang kami dapatkan selama ini, bahwa anak yang meninggal dalam kandungan roh-nya akan langsung menghadap ke Sang Pencipta. Tapi kenapa roh anak kami ini masih gentayangan di dunia fana ini? Apakah karena kami tidak melakukan aqiqah? ataupun selamatan hingga ia begini? Di mobil dalam perjalanan pulang itu saya dan suami terus memikirkan kemungkinan penyebab dari semua ini. Sesampai dirumah anak tersebut maunya nempel terus sama papanya.

Suami saya yang kebetulan hari itu sedang tidak sehat, selalu berbaring ditempat tidur, “anak” itupun dengan manjanya ikut tiduran memeluk papanya dengan kepala bersandar di dada papanya, saya hanya senyum-senyum saja melihatnya. Suami saya bertanya melalui saya kepada anak kami tersebut mengenai banyak hal seperti: Dimana ia selama ini? Siapa yang mengasuhnya dari bayi hingga usia 3,5 tahun ini? Mengapa ia datang ke kami? Dan lain-lain pertanyaan yang intinya adalah untuk memuaskan rasa penasaran kami. Rasa penasaran kami membuat kami sepakat untuk pergi ke NurSyifa’, tempat praktek Pak Haji Bambang untuk mencari solusi dan penjelasannya.

Herannya, tiba saat kami hendak pergi “anak” kami tersebut tidak ingin ikut dengan alasan takut disuruh pulang oleh Pak Haji Bambang. Ia hanya berpesan agar jangan pergi lama-lama karena ia hanya punya waktu menginap satu malam saja, dan besok sudah harus pulang ke tempatnya. Akhirnya saya dan suami berangkat malam itu ditemani oleh anak kami yang paling kecil, Sasha. Seperti biasa kami mendaftarkan diri pada Bu Ika untuk konsultasi. Sambil menunggu giliran kami ngobrol dengan sesama pasien tentang pengalaman masing-masing. Pada malam itu teman pasien kami lebih banyak yang memiliki keluhan non-medis daripada medis. Tiba giliran saya yang langsung ditangani oleh Pak Haji Bambang.

Setan Pandai Menyaru

Saya utarakan kejadian gaib yang sedang saya alami. Pak Haji pada prinsipnya mengatakan bahwa kalau benar itu roh anak kami ya disuruh pulang saja karena toh alamnya sudah berbeda. Namun Pak Haji menyangsikannya. Kemudian ia meminta segelas air putih, dibacakannya doa pada air minum itu dan kemudian dimintanya saya minum. Saya minum seteguk, hampir terloncat saya dari kursi tempat duduk karena mendadak dihadapan saya ada bayangan nenek sihir dengan topi hitamnya menyeringai dengan gigi-gigi hitamnya yang tidak beraturan.

Saya minum lagi seteguk serta saya ucek-ucek mata saya untuk memastikan. Tetapi bayangan nenek sihir tadi tetap saja ada. Pak Haji Bambang senyum-senyum saja melihat kelakuanku. Kemudian beliau bertanya: “Apa yang kamu lihat?” Saya jawab apa adanya, kemudian beliau tertawa sambil memberitahu bahwa itulah wujud sebenarnya dari penampakan yang katanya “roh” anak kami tersebut. Woow seraam…...

Itulah alasannya kenapa ia malam ini mau tidur dengan suamiku. Ternyata makhluk yang dicurigai sebagai penghuni RS tersebut naksir sama suamiku. Hiiiiii……… Nah, sudah jelaskan? Sambung Pak Haji Bambang, khan kamu sudah pernah Buka Aura Nur Ilahi dan juga sudah pernah diajarin, jadi tak perlu repot-repot, sampai dirumah nanti tangkap, masukin telor dan buang. Itulah tipu daya setan, setan memang pandai menyaru sebagai apa saja. Mulai sekarang jangan sampai mau ditipu lagi”.

Menangkap Makhluk Dalam Perjalanan Pulang

Malam itu, yang mendadak baru saya ingat adalah malam jum’at, jam menunjukkan pukul 23:20, kami pulang dengan hati mantap, bertekad menangkap setan tukang tipu itu. Suami saya walaupun belum bisa melihat makhluk gaib (tidak punya penglihatan mata bathin), tetapi mempunyai kepekaan yang sensitif terhadap kehadirannya dan sudah pernah diajari kemampuan untuk menangkapnya.

Dengan melewati gang kami mengambil jalan pintas menuju tempat mobil diparkir, tak terasa bulu kudukku meremang berdiri dengan tebalnya, kupeluk erat Sasha. Tidak sepatah katapun yang saya ucapkan. Dalam hati saya terus berdzikir dan memohon perlindungan kepada Allah SWT. Ternyata suamikupun merasakan hal yang sama. Sampai di mobil kuberitahu suami bawa makhluk yang menyaru sebagai “Anna” telah menunggu di dalam mobil di kursi tengah. Dengan berpura-pura belum tahu, kami naiki mobil dan kami jalankan perlahan. Kami berdoa memohon ijin dan ridho, serta perlindungan-Nya dengan membuat pagar perlindungan gaib terhadap diri dan mobil kami.

Tak lupa kami mempersiapkan telor ayam sebagai media penjara/penampung bagi mahkluk tersebut. Setelah persiapan mantap, saya melirik ke suami yang rupanya telah siap juga. Dengan hati dag-dig-dug, kupanggil “Anna” supaya ia maju ke depan. Dengan cepat Anna maju ke depan duduk diantara kami berdua, kuberi tanda ke pada suamiku agar ia segera menangkap makhluk tersebut. Memasuki jalan Surabaya, dengan tangan kiri tetap memegang kemudi mobil, dipakainya tangan kanan untuk menangkapnya. Shiuut……kena. Lalu cepat-cepat dimasukkannya ke dalam telor. Belum sempat aku bernafas lega, tiba-tiba makhluk tsb loncat keluar dari telor dan kembali duduk di jok belakang sambil ketawa cekikikan memperlihatkan gigi-giginya yang hitam dan tak beraturan.

Aku tidak menyangka akan terjadi hal yang demikian, karena pengalaman selama ini makhluk yang berhasil dijebloskan ke dalam telor tidak pernah bisa lepas begitu saja. Suamiku mengambil telor tersebut dan didoakan-disyaratinya sekali lagi untuk memastikan bahwa telor tersebut telah siap. Ketika mobil kami tertahan lampu merah di Pasar Rumput, dicobanya lagi menangkapnya. Berhasil ketangkap …… namun lolos lagi. Gagal memenjara makhluk tersebut ke dalam telor untuk kedua kalinya, kami sepakat untuk menunggu saat yang tepat.

Dzikir dan Do’a Melemahkan kekuatan Setan

Mobil kami mulai memasuki jalan tol, kami terus berdoa kepada Allah SWT memohon tambahan kekuatan bathin. Untuk menghilangkan kesunyian yang mencekam, suami menyetel kaset dzikir. Kuperhatikan mahkluk itu menutupi kedua kupingnya dengan tangan. Rupanya ia tidak ingin mendengar lantunan puji-pujian, dzikir dan do’a-do’a yang diperdengarkan dari tape mobil.

Lama-kelamaan saking tidak tahannya mendengarkan lagu puji-pujian tersebut, makhluk itu terlihat berubah-ubah bentuk. Dari bentuk anak kecil ke bentuk nenek sihir, ke bentuk wanita dengan gigi-gigi taring yang tajam, kembali ke bentuk anak kecil, begitu seterusnya. Subhanallah, mengetahui efek dzikir yang demikian hebat kepada makhluk tersebut, suami menambah volume suaranya dengan harapan untuk makin memperlemah kekuatannya. Jam 00:15 kami sampai di depan rumah. Khawatir makhluk itu akan kabur, tanpa keluar dari mobil suami menangkapnya dan berhasil. Makhluk itu tidak dapat keluar lagi dari dalam telor.

Alhamdullilahirobbil alamin. Didalam telor makhluk tersebut memperlihatkan bentuk aslinya, seorang wanita muda yang sangat cantik, tengah menangis sambil memegangi perutnya yang hamil. Ia meninggal beberapa tahun yang lalu pada saat melahirkan, dengan membawa kekecewaan yang dalam karena perilaku suaminya. Ia meninggal dengan tidak ikhlas. Astaghfirullah…..

Rupanya tertangkapnya roh penasaran tersebut bukan merupakan akhir dari cerita kami malam itu. Kami masih harus berjuang menangkapi belasan makhluk halus yang beraneka bentuk, temen-temen dari roh penasaran tadi, yang gentayangan di rumah kami, hingga pukul 02.30 dini hari. Melelahkan dan mendebarkan seperti sedang bermain dalam film horor “Poltergeist”, hii………. (BET).

1 comment:

Mas je said...

assalamu'alaikum..
semua 'kisah Ghaib" sdah aku baca semua tanpa kecuali. sungguh diluar nalar pikiran manusia normal, terkesima aku dan luar biasa , subanallah...Allahuakbar..., tapi masih menjadi tanda tanya dalam benak dan pikiranku salah satu kisah ghaib "Bertemu UFO dan berkunjung ke-planet mereka" apakah kisah ini benar2 trjadi dan bisa dipertanggung jawabkan mas reno....sepertinya kisah ini dialami pak Haji sendiri ya mas reno, karena ada kaitannya dengan elektronika, jd bisa ditebak. tapi tidak ada kejelasan terjadi tahun berapa ya, jadi penasaran...ketika membaca kisah tersebut sungguh luar biasa seperti cerita2 film fiksi ilmiah holiwood seperti "star wars" misalkan.ada kehidupan diplanet lain disebutkan dalam kisah ghaib tersebut nama planetnya "tera" planet kuning kehijauan dengan teknologi yang jauh lebih maju dari bumi.dengan gedung-gedung pencakar langitnya dari kaca tembus pandang dan terlihat matahari yang bersinar merah karena telah tua. Banyak terlihat kendaraan terbang bersliweran, beterbangan dari satu tempat ketempat lainnya kadangkala malah masuk kedalam gedung-gedung kaca. Penduduknya terlihat sama seperti manusia dibumi hanya terlihat kecil-kecil, mungkin karena dilihat dari atas dan jauh."

ditunggu Kisah Ghoib menarik lainnya mas reno...

salam damai dan persahabatan
mas je