Wednesday, May 27, 2015

Testimoni Peserta Pelatihan Buka Aura NurIlahi yang Mengikuti 2x Pelatihan

Testimoni ibu Novie (tinggal di Timor Leste)
Telah 2x Mengikuti Program Pelatihan Buka Aura NurIlahi

Yang 1, Tahun 2010 (Awal Mengikuti Kegiatan Pelatihan) 

Yang ke 2, Tahun 2015 (Up Grade dan Pemantapan apa yang sudah di Pelajari sebelumnya)

 

Baca Selengkapnya......

Monday, May 11, 2015

Hindari berDoa yang Negatif bahkan Merusak




Doa yang Merusak
“Wahai Rasulullah! Mohonlah kepada Allah agar Dia Membinasakan orang-orang Musyrik itu”.  Beliau menjawab, “Aku diutus sebagai Rahmat dan Bukan sebagai Azab atau Siksa”.

Banyak cara di lakukan orang untuk mewujudkan Harapan, Cita-citanya dan Tujuannya. Semuanya tentunya tidak lepas dari DOA. Doa adalah salah satu cara seorang hamba untuk berKomunikasi dengan Sang Penciptanya (Allah). Demikian pentingnya hal ini karena merupakan salah satu PerintahNya, Doa merupakan bentuk  IBADAH kepadaNya.
DOA adalah suatu Bentuk Komunikasi yang personal antara Diri dan Allah., berdua denganNya. Dalam Doa kita di perbolehkan untuk berbisik, Mengadu, berdialog, bermunajat untuk menyampaikan hal apapun dan meminta apapun yang diinginkan.
Di Semesta ini tidak ada Zat yang paling Mampu dan Berkuasa Penuh untuk membuat sesuatu menjadi Nyata, menjadi Ada kecuali Allah. “berDoalah padaKu…Pasti Aku Kabulkan”.

BerDoa merupakan Ibadah kepadaNya. BerDoa adalah tentang Kebaikan.

Namun ada beberapa orang ataupun kelompok orang yang menyertakan dan di sertai  Kebencian dalam Doa-doanya. Banyak yang berDoa hingga “Melampaui Batas”. Banyak yang berDoa dengan kalimat Perintah kepada Allah agar segera menghancurkan kekufuran, kemusyrikan, dan bid’ah. Bahkan meminta Allah agar memberikan dan menurunkan Azab dan Siksa pada mereka.
Mereka lupa bahwa Doa merupakan Wasilah yang disediakan Allah bagi semua makhluknya untuk Tujuan dan Maksud yang Baik. Tentunya sepatutnya di sampaikan dengan cara dan kalimat-kalimat yang Baik pula.
Doa haruslah di tempatkan pada hal yang semestinya. Dalam Doa di Butuhkan Sikap Diri dan” Rasa” yang Benar. Dalam Doa perlu ada Kesabaran, Keyakinan, Kesungguhan, Kejujuran, Ketulusan, Kerendahan Hati,  Kepasrahan dan Penyerahan Diri.

RASA mu = DOA mu

Tidak sepatutnya saat kita berDoa pada Allah, Hati di liputi Kemarahan, Kebencian, Kesombongan, Kebohongan….apalagi dalam menyampaikan kalimat Doa ada unsur  Perintah dan Memaksakan kehendak padaNya. Mari Sadari kita hanyalah hambaNya……hanya bisa MEMOHON padaNya. Mohon pada RahmatNya. 

Doa tidak untuk Membinasakan, Doa tidak untuk Menghancurkan, Doa tidak untuk membuat Kerusakan, Doa tidak untuk Balas Dendam, Doa tidak untuk menurunkan Azab dan Siksa. Karena yang begitu Bukan Doa melainkan Jampi, Kutukan dan Laknat.

Rasulullah dan para Nabi lainnya tidak pernah melakukan hal itu, bahkan terhadap mereka yang telah menzholiminya (aniaya). Rasulullah menolak Membalas, lebih memilih untuk menDoakan hal yang baik-baik saja.

Setiap Kebaikan atau Keburukan yang kita lakukan akan selalu kembali kepada si Pelaku. Seperti halnya Boomerang....dan hal itu PASTI seperti Pastinya Hukum Gravitasi.
“Barangsiapa yang mengerjakan Kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan Kejahatan sebesar dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula” (QS. Az Zalzalah: 7-8).
Walaupun Kezholiman tersebut sangat Tersembunyi, Allah akan tetap membalasnya. Karena Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui” (QS. Luqman: 16).

Baca Selengkapnya......