Tuesday, September 16, 2008

Bisakah Memuaskan Hati semua pihak???

Suatu ketika seorang lelaki beserta seorang anaknya menuntun seekor keledai ke pasar. Di tengah jalan, beberapa orang melihat mereka dan tersenyum menyindir, “Lihatlah orang-orang dungu itu. Mengapa mereka tidak naik saja ke atas keledai itu?”
Lelaki itu mendengar perkataan tersebut. Dia lalu meminta anaknya naik ke atas keledai. Seorang perempuan tua melihat mereka, “Sudah terbalik dunia ini! Sungguh anak tak tahu diri! Ia duduk di atas keledai sedangkan ayahnya yang tua dibiarkan berjalan.”
Kali ini anak itu turun dari punggung keledai dan ayahnya yang naik. Beberapa saat kemudian mereka berpapasan dengan seorang gadis muda. “Mengapa anda berdua tidak menaiki keledai itu bersama-sama?”
Mereka menuruti nasihat gadis muda itu. Tidak lama kemudian sekelompok orang lalu di situ. “Binatang
malang, ia menanggung beban dua orang gemuk tak berguna. Kadang-kadang orang memang sangat kejam!”
Sampai di sini, ayah dan anak itu sudah muak. Mereka memutuskan untuk memikul keledai itu. Melihat kejadian itu, orang-orang tertawa terbahak-bahak, “Lihat, manusia keledai memikul keledai!” sorak mereka.
*****
Jika anda berusaha memuaskan semua orang, boleh jadi anda tak akan dapat memuaskan dan menggembirakan siapa pun.
Kita tidak dapat melakukan semua perkara untuk memuaskan Hati semua pihak.

Baca Selengkapnya......

Monday, September 15, 2008

Jadilah Pelita (Penerang dalam Gelap)

Pada suatu malam, seorang buta berpamitan pulang dari rumah sahabatnya. Sang sahabat membekalinya dengan sebuah lentera pelita.
Orang buta itu terbahak berkata: "Buat apa saya bawa pelita?
Kan sama saja buat saya! Saya bisa pulang kok."
Dengan lembut sahabatnya menjawab, "Ini agar orang lain bisa melihat kamu, biar mereka tidak menabrakmu." Akhirnya orang buta itu setuju untuk membawa pelita tersebut.
Tak berapa lama, dalam perjalanan, seorang pejalan menabrak si buta. Dalam kagetnya, ia mengomel, "Hei, kamu
kan punya mata! Beri jalan buat orang buta dong!" Tanpa berbalas sapa, mereka pun saling berlalu.
***
Lebih lanjut, seorang pejalan lainnya menabrak si buta. Kali ini si buta bertambah marah, "Apa kamu buta? Tidak bisa lihat ya? Aku bawa pelita ini supaya kamu bisa lihat!" Pejalan itu menukas, "Kamu yang buta! Apa kamu tidak lihat, pelitamu sudah padam!"
Si buta tertegun?. Menyadari situasi itu, penabraknya meminta maaf, "Oh, maaf, sayalah yang 'buta', saya tidak melihat bahwa Anda adalah orang buta." Si buta tersipu menjawab, "Tidak apa-apa, maafkan saya juga atas kata-kata kasar saya." Dengan tulus, si penabrak membantu menyalakan kembali pelita yang dibawa si buta. Mereka pun melanjutkan perjalanan masing-masing.

***
Dalam perjalanan selanjutnya, ada lagi pejalan yang menabrak orang buta kita. Kali ini, si buta lebih berhati-hati, dia bertanya dengan santun, "Maaf, apakah pelita saya padam?" Penabraknya menjawab, "Lho, saya justru mau menanyakan hal yang sama."
Senyap sejenak? secara berbarengan mereka bertanya, "Apakah Anda orang buta?" Secara serempak pun mereka menjawab, "Iya?," sembari meledak dalam tawa. Mereka pun berupaya saling membantu menemukan kembali pelita mereka yang berjatuhan sehabis bertabrakan.
***
Pada waktu itu juga, seseorang lewat. Dalam keremangan malam, nyaris saja ia menubruk kedua orang yang sedang mencari-cari pelita tersebut. Ia pun berlalu, tanpa mengetahui bahwa mereka adalah orang buta. Timbul pikiran dalam benak orang ini, "Rasanya saya perlu membawa pelita juga, jadi saya bisa melihat jalan dengan lebih baik, orang lain juga bisa ikut melihat jalan mereka."
***
Pelita melambangkan terang kebijaksanaan. Membawa pelita berarti menjalankan kebijaksanaan dalam hidup. Pelita, sama halnya dengan kebijaksanaan, melindungi kita dan pihak lain dari berbagai aral rintangan (tabrakan!).
Si buta pertama mewakili mereka yang terselubungi kegelapan batin, keangkuhan, kebebalan, ego, dan kemarahan. Selalu menunjuk ke arah orang lain, tidak sadar bahwa lebih banyak jarinya yang menunjuk ke arah dirinya sendiri. Dalam perjalanan "pulang", ia belajar menjadi bijak melalui peristiwa demi peristiwa yang dialaminya. Ia menjadi lebih rendah hati karena menyadari kebutaannya dan dengan adanya belas kasih dari pihak lain. Ia juga belajar menjadi pemaaf.

Penabrak pertama mewakili orang-orang pada umumnya, yang kurang kesadaran, yang kurang peduli. Kadang, mereka memilih untuk "membuta" walaupun mereka bisa melihat.
Penabrak kedua mewakili mereka yang seolah bertentangan dengan kita, yang sebetulnya menunjukkan kekeliruan kita, sengaja atau tidak sengaja. Mereka bisa menjadi guru-guru terbaik kita. Tak seorang pun yang mau jadi buta, sudah selayaknya kita saling memaklumi dan saling membantu.

Orang buta kedua mewakili mereka yang sama-sama gelap batin dengan kita. Betapa sulitnya menyalakan pelita kalau kita bahkan tidak bisa melihat pelitanya. Orang buta sulit menuntun orang buta lainnya. Itulah pentingnya untuk terus belajar agar kita menjadi makin melek, semakin bijaksana.

Orang terakhir yang lewat mewakili mereka yang cukup sadar akan pentingnya memiliki pelita kebijaksanaan.
Sudahkah kita sulut pelita dalam diri kita masing-masing? Jika sudah, apakah nyalanya masih terang, atau bahkan nyaris padam? JADILAH PELITA, bagi diri kita sendiri dan sekitar kita. Sebuah pepatah berusia 25 abad mengatakan:

Sejuta pelita dapat dinyalakan dari sebuah pelita, dan nyala pelita pertama tidak akan meredup. Pelita kebijaksanaan pun, tak
kan pernah habis terbagi.

Baca Selengkapnya......

Wednesday, September 10, 2008

Meditasi Zikir utk Menghilangkan Kebiasaan Buruk

Pernahkah anda mencoba untuk mengubah sebuah kebiasaan, atau menjadi bersemangat untuk memperbaiki diri, hanya untuk mendapatkan bawah sadar anda menolaknya? Terdapat hukum dasar pikiran yang bekerja di sini : apabila alam sadar dan bawah sadar anda saling bertentangan, alam bawah sadar anda akan selalu menang. Ini dinamakan hukum pertentangan. Atau dengan kata lain, apabila imaginasi dan logika saling bertentangan, imajinasilah yang biasanya menang. 
Orang biasanya mencoba mengubah kebiasaan mereka melalui tekad yang kuat dan/atau disiplin pribadi. Walau mereka mungkin dapat meyakinkan diri mereka sendiri mengenai langkah-langkah apa saja yang bisa dianggap logis, mereka masih membayangkan melakukan kebiasaan-kebiasaan yang secara bawah sadar mereka ingin lakukan. Misalnya, perokok yang mencoba berhenti merokok masih membayangkan rasa atau aroma rokok, atau pediet membayangkan betapa lezatnya semangkuk mie ayam dan kemudian bertanya-tanya mengapa mereka bisa tergelincir kembali ke kebiasaan lama. 
Logika bekerja pada alam sadar, namun sering kali tidak pada alam bawah sadar. Meditasi atau pemrograman bawah sadar bekerja pada alam bawah sadar. Meditasi Zikir adalah sebuah prosedur sederhana yang tidak memerlukan biaya atau terlalu merepotkan, namun demikian hasilnya amat meyakinkan. Teknik ini menggabungkan otosugesti dan visualisasi kreatif dalam keadaan pikiran yang amat rileks. Yang perlu dilakukan semata cuma “berleha-leha” dan membayangkan kondisi atau sifat yang diinginkan tersebut telah tercapai bersama dengan kepuasan bathin yang menyertainya. 
Teknik ini digabungkan pula dengan afirmasi dan otosugesti yang disusun dalam present tense (sudah terjadi) . Di bawah ini adalah beberapa contoh otosugesti yang telah terbukti keampuhannya pada banyak orang. Anda bisa membuat kata-kata anda sendiri yang lebih khusus dan sesuai dengan masalah yang anda hadapi : 
Saya terbebas dari rasa takut dan merasa lebih percaya diri. 
Apapun yang terjadi, saya tidak pernah kehilangan kesabaran saya. 
Saya menghargai diri saya sendiri dan berperilaku secara bermartabat. 
Saya mejalani diet dengan taat dan berat badan saya mulai turun. 
Merokok hanya untuk orang sakit. Saya berhenti sekarang dan selamanya... 
Saya adalah penentu nasib saya sendiri, kapten jiwa saya, nahkoda hidup saya. 
Semua rasa sakit saya mulai menghilang dan tak lama lagi akan hilang selamanya. 
Semakin hari saya semakin berlimpah dalam banyak hal… 
Untuk memahami bagaimana hal ini bekerja, pertama-tama kita harus memahami empat kondisi pikiran. Kita dalam kondisi Beta pada sebagian besar waktu terjaga kita. Otak kita memancarkan gelombang ini (13 gelombang per detik, sering kali jauh di atas itu) pada saat kita berpikir, berargumentasi logis atau terlibat dalam pengambilan keputusan. Pada saat gelombang kita melambat ke bilangan antara 8 dan 13 gelombang per detik, kita memasuki kondisi pikiran Alpha. Gerbang yang memisahkan alam sadar dan bawah sadar kita pun mulai terbuka dan akan menjadi lebih mudah untuk mengakses memori dan gudang penyimpan informasi baru. Kondisi ini pun sering disebut sebagai kondisi meditatif, di mana pikiran dan jasmani menjadi begitu rileks. Kita pun menjadi lebih mudah tersugesti dalam kondisi ini.
Di bawah kedua kondisi sadar di atas adalah Theta (antara 4 dan 8 gelombang per detik), yang merupakan alam mimpi, dan Delta (di bawah 4 gelombang per detik), yang merupakan keadaan tertidur pulas atau ketidaksadaran total. Kita sebenarnya tidak asing lagi dengan kondisi-kondisi ini karena kita harus melewati theta bila kita ingin masuk ke atau keluar dari alam tidur. Demikian pula, kita mesti melewati alpha setiap kali kita jatuh tertidur atau ketika terbangun. Pada saat kita setengah tidur, atau tidur-tidur ayam, hampir pulas tapi belum benar-benar tidur, atau baru saja terjaga tapi belum benar-benar bangun, kita mungkin berada di alpha atau theta. 
Di alpha dan theta kata-kata yang kita ucapkan memiliki kekuatan yang berlipat ganda. Ini adalah dua area di mana meditasi berfokus. Alam bawah sadar memiliki enam fungsi. Pertama, sebagai bank memori (seperti komputer), kedua, untuk mengatur fungsi-fungsi otonomis (jantung, tekanan darah, dll), ketiga, sebagai pusat emosi, keempat, sebagai pusat imajinasi, kelima, untuk mengendalikan kebiasaan, dan keenam, sebagai dinamo yang mengalirkan energi yang memotivasi kita. 
 Seperti disebutkan di atas, imajinasi adalah bahasa alam bawah sadar, dan imajinasi nampaknya selalu menang melawan tekad. Seseorang yang tahu bahwa terbang itu aman mungkin akan masih merasa tidak aman, dan orang yang takut kegelapan dapat merinding karena sesuatu yang dia tahu cuma produk imajinasinya. Lantas, mengapa Meditasi Zikir dapat berhasil?. 
Terdapat enam alasan yang dapat dikategorikan sebagai Aturan Pikiran (Rules of The Mind) : 
1. Setiap Pikiran atau gagasan menghasilkan suatu Reaksi Fisik. Pikiran dapat membuat kita sakit atau sehat. Gagasan-gagasan yang memiliki muatan emosional yang kuat hampir selalu mencapai alam bawah sadar, karena ia adalah bagian pikiran yang berfungsi sebagai perasa. Sekali diterima, gagasan-gagasan ini akan menghasilkan reaksi jasmani yang sama secara berulang-ulang. Untuk menghapuskan atau mengubah reaksi fisik yang negatif kita harus mendatangi alam bawah sadar dan mengedit/menghapus gagasan yang bertanggung jawab atas reaksi tersebut. 
2. Apa yang diperkirakan atau diharapkan akan Terjadi, cenderung terjadi. Otak dan sistem syaraf kita hanya merespon citra-citra mental, baik yang diciptakan sendiri maupun yang datang dari dari dunia luar. Citra mental yang terbentuk menjadi cetak biru, dan alam bawah sadar akan menggunakan berbagai cara untuk menjalankan rencana tersebut. Itulah sebabnya mengapa penting artinya untuk mempertahankan kondisi pikiran yang positif, karena Kita menjadi apa yang Kita pikirkan. 
3. Imajinasi lebih berkuasa daripada pengetahuan jika berhubungan dengan Pikiran. Ini aturan yang penting diingat dalam Meditasi Zikir. Setiap gagasan yang disertai emosi kuat seperti kemarahan, kebencian, cinta, atau keyakinan politis atau religius biasanya tidak bisa dimodifikasi melalui pemikiran logis. Dengan Meditasi Zikir kita dapat membentuk citra-citra di dalam alam bawah sadar dan dapat membuang, mengubah atau mengganti gagasan-gagasan lama. Ini disebut pula hukum pertentangan seperti yang disinggung pada awal tulisan ini. 
4. Gagasan yang saling bertentangan tidak dapat ditampung pada saat bersamaan. Banyak orang yang mencoba menampung gagasan-gagasan yang saling berlawanan sekaligus. Seseorang mungkin percaya akan nilai kejujuran dan mengharapkan anak-anaknya untuk menjadi orang yang jujur, namun pada saat bersamaan dari hari ke hari ia melibatkan diri dalam praktek bisnis yang tidak jujur/curang. Ia bisa saja mencari pembenaran untuk hal ini, namun demikian ia tidak akan dapat lari dari konflik tersebut beserta dampaknya terhadap sistem syarafnya. 
5. Sekali sebuah gagasan diterima oleh alam bawah sadar, ia akan menetap di sana sampai diganti oleh gagasan lain. Semakin lama ia dipegang, semakin ia cenderung menjadi kebiasaan yang menetap atau pola pikiran. Beginilah caranya kebiasaan terbentuk, baik yang buruk maupun yang baik. 
6. Sebuah gejala yang dipicu oleh emosi cenderung menyebabkan perubahan organik bila dilakukan dalam jangka waktu yang cukup lama. Kita adalah pikiran di dalam jasmani dan keduanya tak terpisahkan. Oleh karena itu, bila anda terus-menerus stress karena dihantui ketakutan akan kesehatan yang buruk dan tidak henti-hentinya membicarakan hal itu, pada waktunya nanti perubahan organik ke arah yang anda takuti itu akan benar-benar terjadi. 
7. Tiap sugesti yang dijalankan akan mengakibatkan perlawanan yang makin lemah terhadap sugesti selanjutnya. Kemenangan kecil akan membawa ke kemenangan besar. Komitmen kecil menuntun ke komitmen besar. Sebuah objek yang bergerak akan terus bergerak, apakah itu mobil yang tengah melaju, emosi, kebiasaan atau suatu keyakinan. 
8. Jika berhubungan dengan alam bawah sadar dan fungsinya, semakin besar upaya yang secara sadar dilakukan semakin kuranglah respon bawah sadar. Ini membuktikan mengapa “Tekad yang kuat” itu sebenarnya tidak ada! Bila anda menderita insomnia anda sudah tahu bahwa “Semakin keras usaha anda untuk tidur, semakin anda tidak bisa tidur.” Kuncinya dalam berurusan dengan alam bawah sadar adalah, SANTAI SAJA. Ini artinya anda harus berusaha mengembangkan sikap mental yang positif yang percaya bahwa masalah anda dapat dan pada akhirnya akan teratasi…dengan pertolongan Allah tentunya. 
Prosedur sederhana dan aman dari Meditasi Zikir terdiri atas lima komponen: Motivasi, Rileksasi, Konsentrasi, Imajinasi (visualisasi) dan Otosugesti. Dikombinasikan dengan keyakinan dan ekspektasi teknik ini bermanfaat bagi banyak orang untuk memiliki hidup yang lebih baik, lebih sehat dan lebih berarti.  
“Kita memiliki di dalam diri kita suatu Daya dengan Kekuatan yang tidak terukur, yang bila kita arahkan dengan cara yang bijak, akan memberikan kita penguasaan atas diri sendiri. Ia memungkinkan kita untuk tidak hanya menghindari penyakit jasmani dan rohani, namun juga untuk hidup dalam Kebahagiaan dan Keberlimpahan.” 
"Jika Hati seseorang telah diberi makanan berupa Zikir dan diberi minuman berupa Tafakur (Meditasi) serta bersih dari penyakit duniawi akan terlihat berbagai Keajaiban dan dia akan memperoleh Hikmah." Ibnul Qayyim

Baca Selengkapnya......

Kunci Pembuka Pintu Rizki

“Wahai anak Adam, luangkanlah waktumu untuk beribadah kepada-Ku, niscaya Aku akan memenuhi dadamu dengan kekayaan dan menutup (menyingkirkan) kefakiranmu. Jika engkau tidak melakukan, maka Aku akan memenuhi dadamu dengan kesempitan (kegelisahan) dan Aku tidak akan menyingkirkan kefakiranmu” (Hadist Qudsi)
ISTIGHFAR
Disebutkan dalam sebuah hadist, bahwa pada suatu hari Nabi saw. Sedang duduk-duduk bersama para sahabatnya. Kemudian tiba-tiba datanglah seorang laki-laki seraya menanyakan dan mengeluhkan masalah kemiskinan yang menimpa dirinya kepada beliau. Maka Nabi saw. bersabda : ”Engkau harus beristighfar”.
Selang beberapa waktu, datang lagi seorang laki-laki lain, lalu menanyakan dan mengeluhkan masalah sedikitnya anak. Maka beliaupun bersabda : ”Engkau harus beristighfar”. Kemudian setelah itu, Abu Hurairah ra. Berkata, ’wahai Rasulullah saw. Penyakitnya bermacam-macam tetapi obatnya hanya satu’. Maka beliau bersabda, bacalah firman Allah ta’ala :
”Maka aku katakan kepada mereka : Mohonlah ampun kepada Tuhanmu (istighfar), sesungguhnya Dia Maha Pengampun. Dia akan mengirim kepada kamu hujan yang lebat, dan memperbanyak harta dan anak-anak dan menjadikan untukmu kebun-kebun serta menjadikan pula didalamnya untukmu sungai-sungai” (QS. Nuh / 71 : 10-12)
Berhubungan dengan hal ini, Rasulullah saw. juga bersabda :
”Barangsiapa yang membiasakan istighfar (meminta ampun), niscaya Allah akan menjadikan (memberikan) jalan keluar baginya dari segala kesempitan dan memberikan kesenangan dalam segala kesusahan, serta memberinya rizqi dari arah yang tidak dia duga” (HR. Abu Dawud & Ibnu Majah dari Ibnu Abbas ra.)
TAWAKAL
Tawakal kita lakukan ketika kita sudah ikhtiar/berusaha secara maksimal sesuai dengan ketentuan (sunatullah) yang berlaku di dalam kehidupan. Artinya, ketika kita hendak mengatasi setiap urusan dan persoalan, maka kita harus menyempurnakan semampu mungkin syarat-syarat yang dibutuhkan.
Yaitu, apakah kita sudah maksimal, sungguh-sungguh dan istiqomah, apakah kita sudah benar dan sudah sesuai dengan jalur agama yang sudah digariskan dan apakah kita sudah mendekat/menghampiri Sang Pencipta dengan menyerahkan segala urusan kita, lalu bermunajat dan berdo’a kepada-Nya ? Jika kita sudah memenuhi syarat-syarat ini, insya Allah Allah swt. Akan menolong kita, apapun persoalan kita dan akan memberikan jalan keluar yang terbaik.
”.....Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu”. (Qs. Ath-Thalaq / 65 : 3)
”Jika kalian bertawakal kepada Allah dengan tawakal yang sebenar-benarnya, pasti Allah akan memberi kalian rizqi sebagaimana Dia memberi rizqi kepada burung. Mereka berangkat di pagi hari dengan perut kosong dan kembali di waktu petang dengan perut yang penuh isi”. (HR. Ahmad)
BER-SYUKUR
Bersyukur berarti memuji Allah swt. Sebagai rasa terima kasih atas rahmat, nikmat dan karunia yang telah diberikan kepada kita. Caranya adalah dengan menggunakan apa yang telah diberikan Allah kepada kita, sesuai dengan apa yang dikehendakinya.
Artinya, kita diberi kedua kaki, maka harus digunakan untuk berjalan menuju kebaikan atau berjalan senantiasa dalam ridho Allah swt. Kita diberi kedua tangan, maka kita gunakan untuk bekerja dengan baik dan benar, untuk menolong orang lain yang membutuhkan dan kebaikan lainnya.
Ketika kita diberi ilmu, maka kita harus mengajarkannya kepada orang lain. Apalagi ketika kita diberi rizqi, maka kita harus sedekahkan kepada orang-orang yang membutuhkan.
Itulah bentuk-bentuk perwujudan syukur kita kepada Allah swt. Ringkasnya, semua anggota panca indera (organ tubuh) kita harus senantiasa digunakan untuk melakukan perbuatan baik (amal shalih).
”Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat (rizqi) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih” (QS. Ibrahim / 14 : 7)
”Sesuatu jadi sulit, kalau kita menganggapnya sulit. Sesuatu akan mudah, kalau kita percaya itu mudah. Ini adalah persoalan kepercayaan diri dan keyakinan penuh dalam berdo’a. Kitalah yang lebih sering menciptakan kesulitan di dalam fikiran dan bayang-bayang kita, termasuk dalam hal mencari rizqi”

MENEGAKKAN SHALAT & SABAR
Hal mendasar yang menjadi bagian dari ”kunci-kunci rizqi” adalah ”shalat dan sabar”. Baik dengan menegakkan shalat fardhu lima waktu maupun shalat-shalat yang disunahkan lainnya, seprti shalat tahajud, shalat dhuha, shalat hajat, shalat istikharah, dll.
Sedangkan yang dimaksud dengan sabar adalah kesabaran menerima apa adanya dari hasil ikhtiar maksimal kita yang terus menerus dilakukan tanpa mengenal menyerah / putus asa. Jika suatu saat ikhtiar kita gagal, maka bersabarlah dan bersyukurlah dalam menghadapi kenyataan ini. Setelah itu, belajar kembali dari kenyataan itu tanpa menghentikan ikhtiar, yang tentunya juga memerlukan introspeksi, reorientasi dan langkah-langkah baru.
”Minta tolonglah kalian (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sesungguhnya hal yang demikian itu adalah berat kecuali bagi orang yang khusyu’” (QS. Al Baqarah / 2 : 45)
”Hai orang-orang yang beriman, minta tolonglah kalian (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabara” (QS. Al Baqarah / 2 : 153)
SHALAT SUNNAH DHUHA
Shalat sunnah dhuha merupakan shalat sunnah muakad (sangat dianjurkan). Dikerjakan pada pagi hari, ketika matahari sedang naik, yaitu sekitar jam 07.00 sampai dengan 11.00 siang.
”Kekasihku saw. Mewasiatkan kepadaku tiga hal, yaitu : berpuasa tiga hari setiap bulan, mengerjakan dua raka’at shalat dhuha dan shalat witir sebelum tidur” (HR. Bukhari dan Abu Hurairah)
SHADAQAH / INFAQ
Sebagai seorang muslim, kita dituntut untuk selalu peduli kepada orang lain. Perintah shadaqah merupakan berkah dan rahmat bagi manusia. Karena bagi manusia, shadaqah merupakan sarana yang sangat hebat untuk menaklukkan sifat egoisme dan sifat kikir yang bersarang dalam dirinya.
Bukan hanya itu, ternyata shadaqah merupakan salah satu sebab diturunkannya rizqi dari Allah SWT. Begitulah kiranya hukum yang berlaku dibalik shadaqah. Jadi, jika ingin selamat dan kaya, maka otomatis kita harus yakin dan tidak boleh ragu terhadap ”Ketentuan dan Logika Langit” ini.
Dan pada saat yang sama, kita langsung mempraktekkannya. Yaitu, kita senantiasa ber-shadaqah kapanpun dan dimanapun sesuai dengan kemampuannya.
”Hendaklah kalian mempercepat datangnya rizqi dengan shadaqah” (HR. Abu Dawud)
”Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah) adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir ada seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagia siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui” (QS. Al Baqarah / 2 : 261)
TAQWA
Bertaqwa bisa diartikan sebagi kepekaan bathin yang sangat tinggi dari seseorang terhadap sesuatu yang baik maupun yang buruk, sehingga dia mampu memilih tindakan terbaik untuk dirinya. Dia bisa membedakan dan merasakan mana yang benar dan mana yang salah, mana yang isi dan yang kosong, mana yang menguntungkan dan yang merugikan.
Dia juga tahu akibat-akibat yang timbul dari pilihan-pilihan yang diambilnya, sehingga dia sangat waspada dalam bersikap dan merespon segala apa yang dihadapinya. Dengan sikap seperti ini, dia akan terhindar dari perbuatan maksiat, buruk dan merusak yang bisa menyebabkan dirinya celaka dan binasa.
Dengan begitu, orang yang bertaqwa itu sangat cerdas dalam menentukan pilihan-pilihan yang dihadapinya, sehingga dia akan selamat. Karena hanya orang bodohlah yang memilih kerugian, kecelakaan dan kebinasaan.
Kalau begitu, bisa dibayangkan bahwa orang yang bertaqwa pasti selalu mendapat rahmat, perlindungan dan pertolongan Allah SWT. Karena dia senantiasa melakukan amal shalih atau perbuatan terbaik demi kemaslahatan dirinya maupun makhluk-Nya yang lain.
”......Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan memberinya jalan keluar. Dan akan memberinya rizqi dari arah yang tidak dia sangka-sangka sebelumnya.....” (QS. Ath Thalaq / 65 : 2-3)

Baca Selengkapnya......