Sunday, March 16, 2014
Beberapa Kesalahan dalam Memaknai Sabar
“Mintalah Pertolongan dengan Sabar dan
Shalat”.
(QS. Al Baqarah : 45)
“Dan sungguh akan Kami
berikan Cobaan kepada kalian, dengan sedikit Ketakutan, Kelaparan, Kekurangan
Harta, Jiwa dan Buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang
yang Sabar.”
(QS. Al Baqarah :155)
“Hai orang-orang yang
Beriman, mintalah Pertolongan (kepada Allah) dengan Sabar dan (mengerjakan)
Shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang Sabar.”
(QS. Al Baqarah :153)
Bagaimana
mungkin kita dapat mencapai Derajat yang Benar sesuai dengan apa yang di
tetapkan dalam Al Quran bila kita belum memahami Bagaimana Sabar itu yang Baik
dan Benar.
Banyak
orang Memahami Sabar dengan Sabar yang Negatif. Sehingga kadang kita menyikapi
sesuatu apapun Permasalahan yang sedang di hadapi dengan Sikap Diri yang kurang
tepat.
Ada
beberapa Kesalahan yang banyak dilakukan saat Memaknai makna Sabar itu sendiri.
Kesalahan
yang pertama, orang memahami Sabar itu sebagai Menunggu.
Ya
Menunggu, Sabar aja nanti juga ada Rejekinya.....sebab bila memang Rejeki ngga
akan kemana. Sabar aja yang namanya Jodoh pasti datang, Sabar aja saat kita di
aniaya, nanti Allah akan menurunkan balasannya, Sabar aja semua Masalah nanti
juga selesai dengan sendirinya.....dll.
Dalam
kita berSabar...ada saatnya kita Menunggu, ada saatnya kita Harus proAktif.
Bertindak lebih dahulu. Tidak cuma Menunggu Bola, tetapi Harus Menjemput dan
Mengambil Bola. Dimana dalam hal ini Sabar merupakan Daya Tahan yang harus kita
miliki untuk selalu Menyesuaikan Sikap Diri dengan Kebutuhan dan Timing
(momentum/kesempatan) yang tepat. Dimana bila saatnya Diam walaupun Marah, maka
kita tetap Memilih utk Diam. Begitu juga bila saatnya Bergerak walalupun dalam
keadaan Mengantuk, ya kita Harus Tetap Bergerak. Menunggu bukan dengan tidak melakukan
apapun, tetapi Menunggu dengan mengisi waktu tunggunya dengan sesuatu yang
Bermanfaat.
Kesalahan
kedua, memaknai Sabar sebagai Sikap yang Pasrah atau Nrimo.
Jalanan
Macet, Banjir dimana-mana ya terima sajalah memang sudah begitu adanya.
Didzholim, di Tindasi dan di ambil Hak-haknya oleh orang lain yang terima aja,
pasrah, ngga usah di permasalahkan.
Padahal
nabi kita, Muhammad saw dalam banyak hal sering mencontohkan kepada kita untuk
bersikap Berani Bertindak saat Menuntut Hak, tidak cuma berdiam diri menerima
dan meratapi Nasib. Ketika Rasulullah dan para sahabat mengalami Penindasan dan
banyak Siksaan di Mekkah, mereka Diam bukan karena Takut atau Nrimo-Pasrah.
Tapi karena Memahami bahwa pada saat itu bukan saat dan waktu yang tepat untuk
melakukan Perlawanan. Jadi dalam hal ini Sabar itu bukan sekedar Nrimo,
melainkan Kemampuan untuk bisa Menerima keadaan sesuai dengan Keharusannya.
Kesalahan
ketiga, banyak yang memaknai Sabar dengan mengganggap Sabar itu sama dengan
Diam.
Ketika
acara televisi lebih banyak yang mengumbar Syahwat dan Pornografi/Pornoaksi
yang dapat meracuni otak, banyak yang Diam saja. Ketika ada dilarang berjilbab
kita diam saja, ketika banyak umat tidak diperlakukan dengan Adil dan dianiaya
kita diam saja. Banyak perbuatan kemunkaran dilakukan disekeliling kita....kita
diam saja.
Padahal
nabi sering mencontohkan dan bahkan memerintahkan kita sebagai umatnya, bahwa
bila kita melihat Kemunkaran disekitar kita maka kita Harus dan Wajib
Mencegahnya dengan Tangan kita, bila tidak sanggup maka dengan Lisan kita, bila
juga tidak sanggup maka dengan Hati kita (berDoa - sungguh itu
selemah-lemahnya). Dalam hal ini Diam sepenuhnya bukanlah sama sekali bagian
yang dianjurkan oleh sang Nabi.
Diam
bukan hanya sekedar Pasif.
Kesalahan
keempat, memahami dan memaknai Sabar sebagai tidak Marah, tidak Berkelahi,
tidak Melawan.
Saat
“Marah” ketika melihat kemungkaran, ketidak adilan, dan melakukan Peperangan
dan Berperang untuk Memperjuangkan Hak dengan suatu Tindakan Fisik bukan
berarti sebagai bentuk dari Ketidak Sabaran. Orang yang Marah buka berarti
Tidak Sabar. Rakyat yang ber Demo dan Protes karena pemerintah tidak
menjalankan fungsinya dengan benar bahkan korup, bukan sebagai rakyat yang Tidak
Sabar. Melainkan justru sebagai rakyat yang sedang Memperjuangkan hak-haknya
dan melawan kemunkaran. Rakyat yang mengerti benar tentang hak-haknya.
Saat
ada seorang muslimah yang berdebat keras bahkan melakukan perlawanan pada
atasannya karena menolak untuk dipaksa membuka jilbabnya, bukanlah muslimah yang
Tidak Sabar. Justru sebagai muslimah yang paham akan apa yang menjadi
hak-haknya.
Sabar
adalah sebagai Kemampuan Daya Tahan dalam menyikapi Masalah dan
Permasalahannya. Orang
yang Sabar pastinya akan mempunyai daya tahan untuk mampu menahan marahnya ketika
memang harus menahan marah, tetapi akan sangat tidak sungkan atau ragu dalam
bertindak ketika itu diperlukan. Sehingga Tindakan yang mereka lakukan bukan
hanya karena atas dasar kemarahan yang emosional, tetapi sebagai bentuk
kemarahan yang proporsional sesuai dengan batas, kadar dan tempatnya. Marah
karena Allah.
Orang
Sabar itu penuh Perhitungan Matang, tidak reaktif dan juga tidak
responsif. Mereka selalu bersikap yang Proporsional, tahu bagaimana sebaiknya
harus bersikap sesuai keadaan dan kondisinya. Sekalipun kemarahan sudah berada
di puncaknya sekalipun, maka mereka tetap Mampu Menahan dan Mengendalikan
Dirinya. Mereka tahu kapan harus Menunggu, kapan harus Menuntuk Hak, kapan
harus Merelakan dan kapan saat tepat harus Bertindak.
Kesalahan
kelima, memaknai Sabar itu Ada Batasnya.
Sungguh
Kesabaran itu tiada berbatas, yang mempunyai Keterbatasan adalah diri kita saat
Menghadapi dan Menyikapi sesuatu Masalah dan Permasalahan yang sedang dihadapi.
Mohonlah
Kemampuan pada Allah agar kita selalu lebih di Mampukan untuk Menghadapi dan
Menjalani apapun dengan Sikap yang selalu terbaik.
“Tidak ada sesuatu musibah pun yang
menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah. Dan barangsiapa yang beriman
kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu.”
(QS. At-Taghabun :11)
-------------------------
Untuk Melatih Diri menjadi Lebih Sabar dalam banyak hal, ikuti :
Yang Terbaiknya, Ikuti :
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment