Tuesday, March 19, 2013
Kebaikan itu Menyenangkan & Menular, Pasti kembali kepada si Pelaku seperti Boomerang.
Suatu
hari saya naik angkutan kota (angkot) dari Darmaga menuju Terminal
Baranangsiang, Bogor. Pengemudi angkot itu seorang anak muda. Di dalam angkot
duduk tujuh penumpang, termasuk saya. Masih ada lima kursi yang belum terisi.
Di tengah jalan, banyak angkot saling menyalip untuk
berebut penumpang. Tapi ada pemandangan yang sedikit janggal. Di depan angkot
yang kami tumpangi, ada seorang ibu dan tiga orang anaknya berdiri di tepi
jalan. Tiap ada angkot yang berhenti di hadapannya, dari jauh kami bisa melihat
si ibu bicara kepada supir angkot, lalu angkotnya melaju kembali. Kejadian ini
terulang beberapa kali.
Ketika angkot yang kami tumpangi berhenti, si ibu
bertanya, “Dik, lewat terminal bis ya?” Supir tentu menjawab, “Ya”.
Yang aneh, si ibu tidak segera naik melainkan bilang, “Tapi saya dan ketiga
anak saya tidak punya ongkos.."
Sambil tersenyum, supir itu menjawab, "Enggak
apa-apa Bu.. naik aja.” Ketika si ibu tampak ragu-ragu, supir kembali
mengulangi perkataannya, “Ayo Bu, naik saja, enggak apa-apa.”
Saya terpesona dengan kebaikan supir angkot yang masih
muda itu. Di saat jam sibuk dan angkot lain saling berlomba untuk mencari
penumpang, si supir muda ini merelakan empat kursi penumpangnya untuk si ibu
dan ketiga anaknya.
Ketika sampai di terminal bis, empat penumpang 'gratisan'
ini turun. Si ibu mengucapkan terima kasih kepada si supir. Di belakang ibu
itu, seorang penumpang pria turun lalu membayar dengan uang Rp 20.000,- .
Ketika supir hendak memberi kembalian (ongkos angkot sampai terminal hanya Rp
4.000,- ), pria ini bilang bahwa uang itu untuk ongkos dirinya, ditambah si ibu
dan ketiga anaknya tadi. “Terus jadi orang baik ya, Dik.. ” kata pria
tersebut kepada supir angkot muda itu, lalu berlalu menjauh.
Sore itu
saya benar-benar dibuat kagum dengan kebaikan-kebaikan kecil yang saya lihat.
Seorang ibu miskin yang jujur, seorang supir yang baik hati, dan seorang
penumpang yang budiman. Mereka saling mendukung untuk kebaikan… Andai saja
separuh bangsa kita seperti ini, maka
dunia akan takluk oleh kebaikan kita. Luar biasa!!
(disadur dari kisah yang ditulis oleh Kukuh Nirmala , copy dari web Andrie Wongso)
Setiap Kebaikan
atau Keburukan yang kita lakukan akan selalu kembali kepada si Pelaku. Seperti
halnya Boomerang....dan hal itu PASTI seperti Pastinya Hukum Gravitasi.
Wasiat
berharga yang disampaikan oleh Lukman Al Hakim. Ia menyampaikan pada anaknya
bahwa setiap Kejelekan dan Kebaikan walau amat Kecil, ditambah lagi amat
Tersembunyi, maka pasti akan di Hadirkan atau di Balas oleh Allah pada hari
Kiamat. Wasiat ini mengajarkan kepada kita bagaimana setiap amalan kita yang
nampak dan tersembunyi akan dibalas. Begitu pula nasehat beliau menunjukkan
akan luasnya ilmu Allah. Sehingga kita harus yakin bahwa Allah akan selalu
mengawasi kita di mana saja kita berada.
(Luqman berkata) : "Hai
anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada
dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan
mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha
Mengetahui”.
(QS.
Luqman: 16).
Ibnu
Katsir rahimahullah berkata, “Ini adalah wasiat yang amat berharga yang Allah
ceritakan tentang Lukman Al Hakim supaya setiap orang bisa mencontohnya …
“Kezholiman
dan Dosa apa pun walau seberat biji sawi, pasti Allah akan mendatangkan
balasannya pada hari kiamat ketika setiap amalan ditimbang. Jika amalan
tersebut baik, maka balasan yang diperoleh pun baik. Jika jelek, maka balasan
yang diperoleh pun jelek”.
(Tafsir
Al Qur’an Al ‘Azhim, 11: 55).
Ayat di atas serupa dengan ayat, “Kami akan memasang Timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka
tiadalah dirugikan seseorang barang sedikit pun. Dan jika (amalan itu) hanya
seberat biji sawi pun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami
sebagai pembuat perhitungan”.
(QS. Al Anbiya’: 47).
Juga serupa dengan ayat, “Barangsiapa yang mengerjakan Kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia
akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan Kejahatan sebesar
dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula”.
(QS. Az Zalzalah: 7-8).
Walaupun
Kezholiman tersebut sangat Tersembunyi, Allah akan tetap membalasnya. Karena
Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui”.
(QS.
Luqman: 16).
Maksud
“Lathif” ayat ini adalah ilmu Allah itu bisa menjangkau sesuatu yang
tersembunyi dan tidaklah samar bagi Allah walaupun amat kecil dan lembut.
Sedangkan maksud “Khobir” adalah Allah mengetahui jejak semut sekali pun
meskipun di malam yang gelap gulita (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 11: 55).
Law Of Attraction selaras dengan Firman Allah
dalam hadits qudsi :
“Aku
mengikuti sangkaan hambaKu padaKu, jika sangkaannya baik maka baiklah yang
didapatkan, jika sangkaannya buruk maka buruklah yang didapatkan” (HR Ahmad),
serta Firman Allah “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan
bagimu".
(QS
Al Mukmin: 60).
Apapun
yang kita sangka dan yakini dalam benak kita akan direalisasikan oleh Allah.
Jika anda meyakini bahwa anda akan berhasil maka insya Allah akan berhasil, dan
jika anda risau bahwa anda gagal maka insya Allah anda juga akan gagal.
Seharusnya kita mengisi benak dengan apa yang kita inginkan, kemudian
melaporkannya kepada Allah, lalu berprasangka (meyakini) bahwa Allah akan
merealisasikannya, maka insya Allah akan terealisasi. Bukannya mengisi dengan
kehawatiran-kehawatiran, atau keraguan-keraguan. Kehawatiran-kehawatiran akan
menyebabkan apa yang kita khawatirkan terjadi juga. Keraguan menyebabkan apa
yang kita inginkan tidak Terwujud.
Hukum
tarik-menarik adalah SUNNATULLAH, ia tidak memilih orang, siapapun mengalaminya.
Ia juga tidak memandang pikiran baik atau buruk, mau atau tidak mau, ia hanya
menerima signal dari pikiran anda dan memantulkannya kembali. Ketika anda fokus
pada sesuatu sebenarnya anda sedang memanggil sesuatu itu untuk hadir dalam
hidup anda. Ini merupakan manifestasi Rahmat Allah yang berlaku untuk seluruh
makhluknya, tidak melihat apapun Agamanya, Tabiatnya, Ketakwaannya dan
Maksiatnya.
"Maka
barang siapa mengerjakan Kebaikan seberat zarrah, niscaya'dia akan melihat
(balasan)nya. Dan, barang siapa mengerjakan Kejahatan seberat zarrah, niscaya
dia akan melihat (balasan)nya,".
(QS Az-Zalzalah [99]: 7-8).
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment