Doa
yang Merusak
“Wahai Rasulullah! Mohonlah kepada
Allah agar Dia Membinasakan orang-orang Musyrik itu”.
Beliau menjawab, “Aku diutus sebagai Rahmat dan Bukan sebagai Azab
atau Siksa”.
Banyak cara di lakukan orang untuk
mewujudkan Harapan, Cita-citanya dan Tujuannya. Semuanya tentunya tidak lepas
dari DOA. Doa adalah salah satu cara seorang hamba untuk berKomunikasi dengan
Sang Penciptanya (Allah). Demikian pentingnya hal ini karena merupakan salah
satu PerintahNya, Doa merupakan bentuk
IBADAH kepadaNya.
DOA adalah suatu Bentuk Komunikasi
yang personal antara Diri dan Allah., berdua denganNya. Dalam Doa kita di
perbolehkan untuk berbisik, Mengadu, berdialog, bermunajat untuk menyampaikan
hal apapun dan meminta apapun yang diinginkan.
Di Semesta ini tidak ada Zat yang
paling Mampu dan Berkuasa Penuh untuk membuat sesuatu menjadi Nyata, menjadi
Ada kecuali Allah. “berDoalah padaKu…Pasti Aku Kabulkan”.
BerDoa
merupakan Ibadah kepadaNya. BerDoa adalah tentang Kebaikan.
Namun ada beberapa orang ataupun
kelompok orang yang menyertakan dan di sertai
Kebencian dalam Doa-doanya. Banyak yang berDoa hingga “Melampaui Batas”.
Banyak yang berDoa dengan kalimat Perintah kepada Allah agar segera
menghancurkan kekufuran, kemusyrikan, dan bid’ah. Bahkan meminta Allah agar
memberikan dan menurunkan Azab dan Siksa pada mereka.
Mereka lupa bahwa Doa merupakan
Wasilah yang disediakan Allah bagi semua makhluknya untuk Tujuan dan Maksud
yang Baik. Tentunya sepatutnya di sampaikan dengan cara dan kalimat-kalimat
yang Baik pula.
Doa haruslah di tempatkan pada hal
yang semestinya. Dalam Doa di Butuhkan Sikap Diri dan” Rasa” yang Benar. Dalam
Doa perlu ada Kesabaran, Keyakinan, Kesungguhan, Kejujuran, Ketulusan,
Kerendahan Hati, Kepasrahan dan
Penyerahan Diri.
RASA mu = DOA mu
Tidak sepatutnya saat kita berDoa pada
Allah, Hati di liputi Kemarahan, Kebencian, Kesombongan, Kebohongan….apalagi
dalam menyampaikan kalimat Doa ada unsur
Perintah dan Memaksakan kehendak padaNya. Mari Sadari kita hanyalah
hambaNya……hanya bisa MEMOHON padaNya. Mohon pada RahmatNya.
Doa
tidak untuk Membinasakan, Doa tidak untuk Menghancurkan, Doa tidak untuk
membuat Kerusakan, Doa tidak untuk Balas Dendam, Doa tidak untuk menurunkan
Azab dan Siksa. Karena yang begitu Bukan Doa melainkan Jampi, Kutukan dan Laknat.
Rasulullah dan para Nabi lainnya tidak
pernah melakukan hal itu, bahkan terhadap mereka yang telah menzholiminya
(aniaya). Rasulullah menolak Membalas, lebih memilih untuk menDoakan hal yang
baik-baik saja.
Setiap Kebaikan atau Keburukan yang kita lakukan akan
selalu kembali kepada si Pelaku. Seperti halnya Boomerang....dan hal itu PASTI
seperti Pastinya Hukum Gravitasi.
“Barangsiapa
yang mengerjakan Kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat
(balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan Kejahatan sebesar dzarrah pun,
niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula” (QS. Az Zalzalah: 7-8).
Walaupun
Kezholiman tersebut sangat Tersembunyi, Allah akan tetap membalasnya. Karena
Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui” (QS. Luqman: 16).
Baca Selengkapnya......