PENTINGKAH SEKOLAH??? (By: Deddy
Corbuzier)
Sekitar empat tahun yang lalu saya mengadakan seminar di sebuah sekolah
ternama, dan hasilnya amat sangat mengguncang sekolah tersebut, karna setelah
itu banyak guru dan kepala sekolah yang datang kepada saya mengatakan bahwa,
apa yang saya sampaikan tidak pantas disampaikan kepada murid yang datang pada
saat itu, karna saya lebih pro ke murid daripada ke sekolah tersebut.
Tapi saya akan mengatakan lagi hal ini ke anda supaya anda dapat mendengarkan
apa yang saya sampaikan pada saat itu walaupun dalam waktu yang singkat karna
hanya dalam bentuk suara rekaman suara saya.
Pertama, saya ingin mengatakan dulu
bahwa sekolah itu, “PENTING”. Ok?
Jadi, bukan mengatakan bahwa anda tidak harus sekolah, jangan sampe ke sana
larinya. Tapi saya ingin mengatakan bahwa, walaupun sekolah itu penting,, namun
banyak hal yang salah di dalam sekolah; terutama, di Indonesia.
Mengapa?
Begini saja... Anda pasti tau bahwa
banyak sekali anak2 yang jelek nilai sekolahnya atau tidak baik di sekolahnya,
tapi besarnya bisa sukses. Sedangkan anak2 yang sukses di sekolah, saya tidak
mengatakan bahwa mereka tidak bisa sukses, tapi banyak sekali yang akhirnya
kerja, menjadi pegawai biasa. Kenapa hal itu bisa terjadi?
Karna Masa Depan tidak ditentukan oleh Sekolah.
Kalo anda liat dari, apa sih yang ingin dibentuk oleh sekolah?
Menurut saya hanya satu, sekolah ingin membentuk anak2nya menjadi guru.
Jadi, guru matematika, ingin membuat anak2nya menjadi guru matematika. Guru
sejarah ingin membuat anak2nya yang belajar, menjadi guru sejarah. Begitu juga
dengan guru2 lainnya.
Anehnya, kalo kita ambil seorang guru, ambil saja, guru matematika. Lalu, kita
beri test tentang geografi, saya berani yakin bahwa dia tidak menguasai
geografi. Atau guru kimia, kita test seni rupa, saya yakin guru kimia tersebut
tidak bisa melakukan test seni rupa, atau nilainya jelek.. Atau guru seni rupa,
kita test olahraga, pasti dia juga tidak bisa olahraga dengan nilai baik.
Lalu mengapa, kalau guru2 tersebut tidak bisa melakukan hal lain dengan nilai
baik, tapi murid2nya dipaksakan mendapatkan semua nilainya baik. Aneh kan???
Kalau gurunya saja hanya menguasai satu mata pelajaran, mengapa semua murid
harus menguasai semua mata pelajaran.
Ya, mungkin untuk dasar, katanya.
Tapi, toh ternyata ketika sudah dewasa sang guru pun sadar bahwa dia tidak
menggunakan atau tidak memerlukan semua ilmu/pelajaran yang diberikan pada saat
dia kecil. Iya tidak???
Karna, pada dasarnya tidak ada manusia yang bisa sempurna dalam segala hal,
begitu juga murid2.
Murid2 tidak bisa menguasai semua hal secara baik. Banyak sekali pelajaran2
yang diberikan dan tidak digunakan ketika dewasa.
Contohnya begini saja, mempelajari peta buta. Saya sampai sekarang tidak tau
kenapa saya harus mempelajari peta buta ketika saya kecil. Saya tidak menjadi
ahli geografi, saya juga tidak menjadi tour guide, saya tidak menjadi itu. Lalu
buat apa saya dulu mempelajari itu? Kalo saya ingin menjadi seorang tour guide
atau saya ingin menjadi seorang ahli geografi, mungkin saya harus mempelajari
hal tersebut.
Atau, menghafalkan nama2 gubernur, menghafalkan nama2 walikota, yang sedangkan
walikota atau gubernur berganti setiap berapa tahun sekali.
Jadi, sangat amat tidak masuk akal, menurut saya. Saya tidak tahu sekarang
masih atau tidak harus menghafal nama2 tersebut. Dulu saat saya masih sekolah,
di SMP atau SMA saya lupa, guru akuntan saya mengatakan pada saya, karna nilai
akuntan saya jelek.
“Kalau nilai akuntansi kamu jelek, Ded, kamu tidak akan bisa menjadi orang
sukses.”
O ya? Ternyata saya bisa sukses dan saya bisa membayar akuntan yang bekerja
pada saya. Itu adalah fakta..
Sekarang, begini sajalah, apa sih yang
harus dirubah? Sekolahnya?
Mungkin sistemnya.
Mengapa tidak sejak kecil ketika anak masih dari sekolah SD, kita lihat dulu
berapa lama, apa yang dia suka. Lalu kita bagi kelasnya. Kalau anak tersebut
suka matematika, berikan pelajaran matematika lebih banyak, kalau anak tersebut
suka sejarah, berikan dia pelajaran sejarah lebih banyak.
Jadi seperti orang kuliah tapi sejak kecil. Jadi sejak kecil anak itu sudah
dijuruskan kepada apa yang dia suka, bukan dijejalkan dengan semua pelajaran
yang dia suka atau tidak suka, harus bisa dan harus hafal. Ada anak dengan
rengking satu yang bisa menghafalkan semuanya, tapi begitu dia menjadi dewasa,
pikirannya telah terkotaki, kreativitasnya telah buntu, otak kanannya tidak
akan jalan.
Kenapa?
Karna yang dipakai hanya otak kiri,
menghafal, menghafal, menghafal, menghafal, menghafal. Akhirnya, bukan pintar,
bukan cerdik, tapi jago menghafal.
Menghafal rumus matematika, menghafal
sejarah, menghafal peta buta, dan sebagainya.Dan biasanya anak2 tersebut
pelajaran olahraganya atau pelajaran seni rupanya jelek karna otak kanannya
tidak dipakai.
Anak saya sekolah di sekolah internasional, dan sejak kecil, sejak SD, anak
saya sudah diarahkan ke pelajaran mana yang dia lebih suka dan kelasnya lebih
banyak. Jadi, kelasnya banyak dan anaknya sendiri yang datang ke kelas bukan
gurunya yang datang ke kelas untuk mengajar anaknya.
Lalu bagaimana merubah itu semua???
Memang susah karna sekolah pasti tidak akan ingin merubah. Butuh tahunan untuk
merubah itu.
Saya harap satu saat bisa. Tapi sebelum itu bisa, apabila yang mendengarkan
suara saya ini orangtua, dengarkan ini baik2.
Apabila yang mendengarkan suara saya ini adalah anak2, minta orangtua anda
untuk mendengarkan suara saya, sebentar saja.
Kalau seandainya orangtua mendukung apa yang paling anak sukai dalam mata
pelajaran, mungkin dia akan menjadi anak yang lebih berhasil nanti kedepanya.
Bagaimana caranya?
Begini, pelajaran matematika merah, pelajaran seni rupa bagus, kenapa yang
harus di lesin di rumah pelajaran matematika? Kenapa memanggil guru matematika
untuk memberi les tambahan matematika?
Tidak perlu kan? Kenapa tidak dilesin sesuatu yang memang anak itu suka! Kalau
anak saya pelajaran matematikanya jelek dan pelajaran seni rupanya bagus, saya
tentu akan meleskan anak saya seni rupa, supaya bakatnya sudah mulai
dikembangkan sejak kecil. Bukan memaksakan hal yang memang mereka tidak suka.
Kalau seni rupanya jelek, sejarahnya bagus, biarkan pelajaran seni rupanya
jelek, pelajaran sejarahnya dibantu orangtuanya di rumah untuk lebih
dikembangkan. Memang ada pelajaran2 yang kalau nilai anda jelek maka anda tidak
lulus ujian atau tidak naik kelas.
Ya, kalo pelajaran2 seperti itu dibantu supaya mendapatkan nilai secukupnya,
cukup untuk lulus & naik kelas tentunya. Tidak perlu sembilan, tidak perlu
sepuluh.
ingat! nilai pelajaran anda tidak menentukan masa depan anda, nilai UAS anda
tidak menentukan masa depan anda, anda rengking satu di kelas bukan berarti
anda akan berhasil menjadi manusia kelak ketika anda dewasa, sama sekali tidak
berhubungan menurut saya.
Kuncinya adalah orangtua di sini.
Orangtua harus mendukung apa yang anak suka. Kalau ada pelajaran yang jelek,
pelajaran yang baik, dukung pelajaran yang baik...
Jangan memaksakan terhadap anak dari yang asalnya pelajarannya jelek
menjadi bagus, nilainya sembilan atau sepuluh, tidak penting!
Tidak perlu takut untuk mendapatkan nilai jelek!
Tidak perlu takut untuk tidak naik kelas!
Tidak naik kelas bukan berarti masa depan anda hancur!
Ada lho, anak yang sampai bunuh diri karna dia tidak naik kelas, justru itu
yang hancur masa depannya.
Saya, pernah tidak naik kelas. Masalah? Tidak sama sekali.
Orangtua saya marah? Tidak sama sekali pada saat itu. Kebetulan orangtua saya
berpikiran luar biasa dan moderat, dan tidak semua orangtua bisa seperti itu.
Tapi itulah yang saya harapkan dari para
orangtua di Indonesia. Memberikan dukungan pada anak2nya, tidak memarahi anak
pada saat nilai anaknya jelek, tidak menghakimi pada saat tidak semua pelajaran
nilai sang anak mendapatkan yang terbaik. Kita harus mengerti dan mendukung apa
yang anak itu suka.
Ingat sekali lagi bahwa,
Masa depan anda tidak tergantung pada
pintar tidaknya anda di sekolah
Masa depan anda tidak tergantung pada anda naik kelas atau tidak naik kelas
Masa depan anda juga tidak tergantung dari nilai rapor anda.
Masa depan anda sebenarnya tergantung pada kemampuan anda bersosialisasi,
Masa depan anda tergantung pada cara dan sikap anda dalam menambah pengetahuan
anda setiap harinya dari mana saja.
Dari majalah, dari internet, bari buku,
dari cerita dari pengalaman2 orang, dari mana saja yang anda sukai.
Saya punya teman yang waktu kecilnya dikenal jelek karna suka main game, dan
sekarang, dia menjadi pemilik toko game terbesar di Indonesia. Kaya raya.
Masa depan anda, tidak tergantung dari nilai sekolah anda.
Masa depan anda, ada di tangan anda.
Jangan takut untuk mendapatkan merah di sekolah anda.
Kadang2, merah artinya Sukses, untuk Masa Depan anda.
(Saya Deddy Corbuzier)
---------------------------------------------------
Berdasarkan penjelasan diatas, maka Penting untuk Membangun Kemampuan dan Meningkatkan Kualitas Diri yang tidak hanya di dapat dari Sekolah saja. Ikuti Pelatihan berikut ini untuk Lebih Memastikan Masa Depan Anda dan Anak Anda :
Info lebih Lengkap tentang Program Pelatihan Buka Aura Nur Ilahi
– NurSyifa’ :
Pelajari Info Lainnya di bawah ini :
No comments:
Post a Comment